Seorang teman, fan Juventus, sesaat setelah timnya dikalahkan Bayern, berkata kepada saya: “Jika ada keadilan di dunia ini, maka Bayern harusnya menjadi juara musim ini. Mereka memainkan sepak bola yang hebat.” Saya hanya terdiam mendengar komentarnya. Ya, sebagai fans, saya rindu melihat Bayern kembali menjadi raja di Eropa.
Para pemainpun pasti ingin menjadi juara. Ini akan menjadi final ketiga mereka dalam empat tahun terakhir. Namun dua final sebelumnya, Lahm dkk hanya bisa menjadi runner up. Tak terbayangkan dampaknya jika mereka harus kalah lagi untuk ketiga kalinya. Beban pasti akan sangat besar ditanggung para pemain, khususnya para pemain senior seperti Lahm, Robben, Ribery, Basti dan yang lainnya. Mereka tentu tak mau terkonfirmasi sebagai the nearly man, pemain-pemain yang hanya nyaris menjadi juara.
Performa Bayern sepanjang musim ini memang fantastis, tapi di final, semuanya bisa terjadi. Apalagi yang dihadapi adalah Dortmund, tim yang sudah sangat mengenal gaya permainan Bayern dan punya semangat juang tinggi. Meskipun Bayern belum kalah dari mereka di musim ini, namun setiap pertandingan kontra Dortmund tidak pernah berjalan mudah.
Kualitas pemain Dortmund pun terbilang merata dari depan hingga belakang. Meskipun Goetze dan Hummels sempat diragukan bisa tampil di final, saya sendiri berpendapat, mereka akan tetap dimainkan oleh Klopp. Untuk Goetze sendiri sebenarnya akan terkesan sangat dipaksakan mengingat sudah hampir sebulan ia tidak bermain sepak bola dalam laga kompetitif. Ia baru berlatih pribadi seminggu kemarin dan minggu ini dikabarkan kembali bersama tim. Sedikit banyak ini tentu bisa mempengaruhi performanya. Meski demikian, talenta sebesar Goetze harus tetap diwaspadai ketika sudah berada di lapangan.
Di kubu Bayern, sepanjang tidak ada cidera dadakan di minggu ini, line up hampir pasti bisa diterka. Mungkin yang bisa menjadi diskusi adalah siapa pendamping Dante dan siapa yang menjadi starter striker. Boateng dan DvB punya kelebihan masing-masing. DvB bisa lebih berbahaya dalam kondisi menyerang khususnya ketika set piece, memanfaatkan tinggi badannya, sedangkan Boateng cukup punya visi yang bagus dalam membangun serangan khususnya melalui umpan panjang. Namun, sayang keduanya punya kerentanan dalam bertahan. Peran Martinez dan Basti di lini tengah diperlukan untuk mengcover dua centre back.
Sedangkan di lini depan, Mandzukic sedang krisis mencetak gol. Sudah sebulan lebih ia tak membuat satu gol pun. Jika diberi kesempatan bermain, bisa jadi dua hal, tekanan mencetak gol ini justru membuatnya bermain jelek atau sebaliknya main habis-habisan baik dalam upaya mencetak gol, maupun membantu pertahanan. Gomez sendiri secara statistik sebenarnya lebih baik dalam beberapa waktu terakhir. Namun, kalau dikaitkan dengan sistem permainan yang dikembangkan Jupp musim ini, bisa jadi Gomez bukan pilihan utama untuk menjadi starter.
Sedikit saya akan mengulas satu pertandingan Bayern vs Dortmund musim ini dan saya memilih laga di DFB Pokal. Karena dua alasan: pertama, laga Bundesliga terakhir kurang bisa dijadikan acuan karena banyaknya pemain inti yang tidak main dan laga DFB Pokal sifatnya sama dengan final UCL, yaitu satu laga menentukan hasil akhir. Pada laga tersebut, Bayern unggul dalam hal ball possession. Bayern menguasai bola sebanyak 57,2%, sedangkan Dortmund 42,8%. Tidak terlalu signifikan. Namun dari sisi goal attempts, ada perbedaan yang lumayan tinggi. Bayern punya 9 shot on goals sedangkan Dortmund hanya sekali. Jika hal ini bisa diulang dalam laga final besok, tentu Bayern bisa punya peluang mencetak gol lebih besar. Begitu juga dalam hal corner kick, Bayern mendapatkan 10 kesempatan, Dortmund dua. Sedangkan dalam hal defence maupun passing, keduanya cukup berimbang.
Yang pasti, partai final nanti akan berjalan seru. Sangat seru. Kematangan taktik, konsentrasi, kejelian, luck bisa mempengaruhi hasil akhir. Bagi Bayern sendiri, ada baiknya mentalitas win it now or never menginspirasi seluruh pemain.
Mia San Mia
0 komentar:
Posting Komentar